Dasar Kekuatan Industri Jepang : 7 Nilai Utama *


Masyarakyat Indonesia pasti sudah familiar dengan beberapa brand seperti Toshiba, Panasonic, Toyota, dan Honda yang merupakan brand ternama untuk peralatan - peralatan elektronik seperti televisi dan notebook, serta kendaraan bermotor seperti mobil dan motor. Mereka merupakan perusahaan - perusahaan negeri “sakura” Jepang yang saat ini menjadi lambang perusahaan negara dengan bertumpu pada kekuatan teknologi. Kemampuan mereka dalam bidangnya tidak hanya dikenal di dalam negeri namun juga hampir di seluruh dunia. Oleh karenanya saat ini mereka menjadi barometer perkembangan industri dunia dan berada pada jajaran atas perusahaan di bidangnya.

Kondisi ini mengindikasikan adanya faktor - faktor atau nilai - nilai yang serupa dan fundamental dijalankan oleh perusahaan – perusahaan Jepang yang mampu menjadi sistem dan manajemen perusahaan yang kuat. Dalam banyak kajian, konsep dan strategi manajemen perusahaan – perusahaan Jepang sudah banyak dibahas dan dijadikan referensi seperti konsep Total Quality Management (TQM) yang dijalankan oleh Toyota. Namun, konsep ini pasti didukung oleh nilai – nilai utama yang dilaksanakan secara konsisten dan mengakar serta menjadi pola kerja perusahaan. Nilai - nilai inilah yang sejatinya menjadi faktor keberhasilan dan ketangguhan perusahaan Jepang untuk bersaing di pasar internasional.


Untuk mengetahui nilai - nilai apa yang ada dibelakang kesuksesan perusahaan Jepang, penulis tertarik untuk menganalisa paparan Hugo Lopez Araiza Vega* pada acara “AOTS 50th Anniversary” di Tokyo, Jepang. Dalam presentasinya beliau menjelaskan setidaknya ada 7 nilai utama yang dijalankan pada perusahaan Jepang yang membuat mereka mampu menjadi perusahaan yang kuat dan konsisten. Berikut merupakan paparan nilai - nilai tersebut :

1) Long Term Planning (Perencanaan Jangka Panjang)
Segala sesuatu bermula dari sebuah rencana, dengan rencana yang baik dan matang maka tujuan yang ingin dicapai di awal akan terwujud di akhir. Perencanaan yang baik menjadikan segala aktivitas menjadi terstruktur dan dapat diketahui capaiannya. Konsep ini dijalankan dengan sangat baik di perusahaan Jepang. Hal ini terlihat ketika setiap divisi perusahaan memiliki perencanaan atas apa yang akan mereka capai 10 tahun, 1 tahun, bulanan, bahkan harian. Sehingga apa yang mereka kerjakan hari ini akan mempengaruhi perencanaan dan kinerja untuk beberapa tahun mendatang.

2) Creativity (Kreativitas)
Banyak yang beranggapan bahwa perusahaan Jepang sering meniru atau mengambil ide negara lain. Untuk tahun 50-an hal ini mungkin dapat dikatakan benar, namun dengan kondisi saat ini perusahaan Jepang telah meletakkan perhatian serius pada bidang riset dan inovasi. Sebagai contoh, Toyota sebagai perusahaan pembuatan mobil terbesar di dunia mampu menghasilkan variasi jenis mobil yang lebih banyak dibandingkan para pesaingnya. Selain itu, perusahaan games Nintendo juga mampu meluncurkan variasi jenis games yang sangat banyak setiap tahunnya.

3) Shop-floor Staff Quality (Kualitas Pegawai Tingkat Bawah)
Banyak perusahaan sering kali menitikberatkan pengambilan keputusan kepada para pimpinan dan manager. Namun siapakah yang lebih banyak mengetahui dan bersentuhan langsung dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan? pastinya adalah pegawai. Sehingga penilaian apakah sebuah perusahaan itu baik atau tidak paling mudah terlihat melalui pelayanan pegawainya. Hal ini membuat perusahaan Jepang sangat peduli terhadap kualitas pegawainya dan seringkali melakukan pelatihan dan pembinaan bagi para pegawainya terutama pegawai tingkat bawah.

4) Outsourcing
Ketika sebuah perusahaan ingin mengembangkan perusahaannya, maka diperlukan peningkatan produksi. Hal ini dapat dicapai dalam 2 cara, yaitu dengan menambah dan meningkatkan jumlah mesin, pekerja, dan fasilitas yang ada atau dengan cara kedua yaitu outsourcing. Cara outsourcing ini telah diterapkan di banyak perusahaan, salah satunya adalah Toyota. Outsourcing terbukti mampu memberi efek positif pada kemajuan dan tingkat efisinsi perusahaan. Melalui outsourcing ini Toyota mampu memproduksi jumlah kendaraan yang sama dengan General Motor (GM) dengan 10% jumlah pekerja dibandingkan GM.

5) Transparency in Management Policy (Keterbukaan dalam Manajemen)
Ketika melihat kinerja pegawai perusahaan di Jepang, terlihat bahwa tiap pekeja melaksanakan pekerjaannya dengan sungguh - sungguh dan sangat loyal terhadap perusahaan. Mereka bekerja seolah - olah perusahaan tempat mereka bekerja merupakan perusahaan milik mereka sendiri. Hal ini terjadi karena pegawai diberikan posisi yang sama dalam menentukan arah kebijakan perusahaan. Sehingga sikap loyalitas pada perusahaan tercermin pada perkerjaan yang mereka lakukan sehari - hari.

6) Maintenance (Perawatan)
Proses produksi sering kali membuat mesin - mesin dan fasilitas yang digunakan oleh perusahaan mengalami penurunan kinerja dan mengakibatkan produksi menurun. Untuk mengatasi masalah ini pembelian mesin baru atau melakukan outsourcing dapat digunakan sebagai solusinya. Akan tetapi, apabila kinerja mesin dapat dijaga dengan perawatan yang baik dan konsisten maka umur mesin akan lebih lama. Hal inilah yang banyak diterapkan di perusahaan Jepang, dimana mesin mesin produksi yang mereka gunakan banyak yang sudah tua namun memiliki kinerja yang sangat baik. Sehingga jangan heran ketika berkunjung ke perusahaan Jepang, akan banyak ditemui mesin yang sudah tua namun masih beroperasi prima.

7) Human Resources (Sumber Daya Manusia)
Perusahaan Jepang meletakkan SDM yang mereka punya sebagai bagian penting perusahaan. Apabila SDM yang dimiliki mampu bekerja dengan kualitas dan efisiensi yang baik maka akan berdampak positif terhadap kinerja total perusahaan. Oleh karenanya, mereka sering melakukan pelatihan dan pembinaan kepada para pekerjanya untuk dapat meningkatkan kemampuan mereka.

Paparan nilai - nilai tersebut mengindikasikan adanya kecenderungan kepada aspek kualitas, tanggung jawab dan kerja kolektif. Nilai - nilai ini menuntut keluaran yang bermutu baik dengan memiliki perangkat kerja yang tangguh dan kuat. Sehingga semua ini mampu menjadi dasar atas sebuah konsep manajemen dan produksi yang efisien, efektif, dan handal.

Banyak yang bisa kita pelajari dari nilai - nilai yang telah dipaparkan di atas, bahkan lebih jauh lagi nilai - nilai tersebut dapat kita terapkan atau menjadi sebuah referensi pada pengelolaan sistem yang ada di perusahaan atau industri tempat kita bekerja. Nilai - nilai ini akan mendukung terbentuknya sebuah konsep dan sistem yang lebih beragam. Sebuah konsep yang tepat apabila tidak memiliki nilai nilai - dasar yang kuat maka tidak akan berjalan baik dan lancar. Oleh karenanya, nilai – nilai utama ini merupakan bagian penting dan utama yang harus diperhatikan.

*Dikutip dari presentasi Hugo Lopez Araiza Vega (Mexico) : “7 Values of Japanese Corporations“ pada acara AOTS 50th Anniversary di Tokyo, Jepang (27 Oktober 2009). Hugo Lopez Araiza Vega sendiri merupakan salah satu alumnus kegiatan AOTS dan menjadi salah satu finalist pada acara te

Comments

Anonymous said…
bisa dikatakan industri di Jepang sangat menghargai SDM yang mereka miliki,,peningkatan kompetensi dari SDM yang dimiliki diyakini dapat meningkatkan kualitas dari output insdustri tersebut,,,sedangkan di Indonesia,,walaupun juga mengadopsi sistem outsourcing tetapi hanya dipandang sebagai instrumen untuk menekan biaya semata-mata dalam memperoleh margin yang tinggi,,,nice info nih,,,(@restu)

Popular posts from this blog

Wisata dan Tempat Menarik Balikpapan

Inovasi Teknologi Automotif Masa Depan “Ramah Lingkungan dan Kinerja Optimal”

Wireline Logging Operation