Wireline Logging Operation
Untuk pembukaan di Tahun 2015 (red:awalnya tulisan ini mau naik cetak awal tahun, tapi ternyata baru bisa sekarang) topik yang akan saya bahas kali ini berhubungan dengan pekerjaan saya yang telah saya tekuni selama lebih dari 4 tahun. Bagi yang belum mengetahui saya bekerja sebagai seorang Field Engineer pada bagian Wireline (Wire Logging and Perforation) di perusahaan Schlumberger.
Sebelum berlanjut,bagi yang belum mengetahui saya bekerja di perusahaan Schlumberger, yaitu sebuah perusahaan Oil Service Company yang menunjang pekerjaan explorasi minyak dan gas bumi. Sebagai service company maka jasa service berupa teknologi, alat, dan keahlian maunsia didalamnya yang menjadi komoditi usaha. Untuk lebih tahu detail saya yakin bisa didapat lebih melalui om Google atau Wikipedia.
Nah...sekarang berlanjut untuk posisi yang saya jalani yaitu Field Engineer bidang Wireline. Wireline Logging Operations merujuk kepada istilah pekerjaan untuk mengetahui tentang kandungan isi bumi yang terdapat dalam sumur minyak atau gas. Hal ini dilakukan dengan memasukkan peralataan logging ke dalam sumur minyak dengan menggunakan kabel besi/baja. Di dalam tautan besi baja tersebut juga terdapat kabel yang berfungsi sebagai konduktor untuk menghubungkan komunikasi elektrik antara peralatan di dalam sumur dengan perangkat elektronik di permukaan. Untuk mudahnya mari bayangkan anda akan mengambil air di dalam sumur air dengan menggunakan ember yang diikat dengan tali. Maka untuk mendapatkan air anda akan menurunkan ember dengan dan kemudia setelah berada pada kisaran air yang diinginkan anda mengerek ember itu ke atas dengan air didalamnya. Seperti itulah prinsip kerja dasar dari wireline, dimana ember tersebut bisa kita analogikan sebagai peralatan yang mencatat kandungan/karakteristik isi sumur minyak atau gas.
Lantas bagaimana untuk mengetahui apakah sumur tersebut memiliki kandungan minyak yang baik atau tidak? Nah untuk menjawab pertanyaan ini peralatan - peralatan wireline memiliki banyak spesifikasi atau desain yang mampu membaca bermacam karakteristik isi sumur. Dengan bantuan pengolahan data dan interprestasi yang baik maka nanti bisa dihasilkan sebuah rumusan bagaimana kandungan sumur minyak atau gas tersebut. Hal ini tentu masih terdiri berbagai detail untuk mengetahuinya termasuk seperti pemahaman tentang kondisi sumur sekitar, pola batuan, pemahaman target produksi dan lainnya yang bisa berbeda dari satu lapangan minyak ke lapangan yang lain.
Oke menarik kan? (ayo bilang menarik kalau ga tulisan ini ga dilanjut loh hehe). Nah terkesan memang prinsip dasar dari wireline operation ini sederhana, tapi ketika sudah masuk di dalamnya ternyata...wuiihh complicated dan membutuhkan banyak detail perencanaan dan eksekusi. Saya akan coba untuk menjelaskan dalam bahasa yang mudah, walau terkadang susah juga mencari padanan atau analogi yang tepat (bahkan ketika saya ingin menjelaskan ke istri saya yang seorang dokter, susah untuk menjelaskannya karena pada kenyataannya pekerjaan ini complicated dan susahnya operasi wireline ini hanya bisa dirasakan oleh orang - orang yang langsung bekerja sebagai wireline operations).
*btw, jadi saya kasih bocoran kan kalau saya sudah menikah hehe...
Peralatan wireline logging yang saya sebut di atas terdiri dari bermacam - macam spesifikasi yang didesain untuk membaca 1 atau 2 karakteristik utama dari sumur minyak. Beberapa diantaranya dan yang cukup popular seperti Porosity, Density, Resistivity, Sonic, Formation Testing dll (maaf masih saya gunakan pola Bahasa Inggris karena penamaan yang umum di dunia perminyakan). Untuk mendapatkan pengukuran tersebut maka peralatan - peralatan akan disusun sesuai pesanan atau kebutuhan client untuk kemudian dimasukkan ke dalam sumur. Untuk penentuan alat apa saja yang ingin dimasukkan dan bagaimana urutannya itu diperlukan sebuah perencanaan dan diskusi beberapa pihak dengan pembahasan teknikal dan rencana - rencana cadangan di dalamnya.
Ketika sudah ditentukan pengukuran apa saja yang diinginkan dan ditentukan bagaimana rencana dan eksekusinya maka hasil akhir yang didapatkan adalah berupa data logging. data logging ini merupakan output utama yang diinginkan oleh client yang nantinya digunakan untuk menentukan karakteristik dari sumur sehingga bisa dikatakn ekonomis atau tidak ekonomis.Dan yang menarik, sering kali operasi Wireline untuk memasukkan alat - alat logging membutuhkan usaha, waktu, dan pemikiran yang nonstop 24 jam tapi output berupa 3 jenis file yang bisa berukuran kurang dari 5 megabyte yg umumnya beberntuk DLIS, LAS dan PDF.
Dan woalah...ketika output sudah dihasilkan dan di QC data baik, maka proses selanjutnya diserahkan kepada pihak - pihak yang akan mengolahnya. Sementara Wireline Field Enginerr nya bisa istirahat (kondisi baik) atau loncat ke rig/lokasi lain lagi dengan pakaian kotor dan tidak mandi hehehehe
Sebelum berlanjut,bagi yang belum mengetahui saya bekerja di perusahaan Schlumberger, yaitu sebuah perusahaan Oil Service Company yang menunjang pekerjaan explorasi minyak dan gas bumi. Sebagai service company maka jasa service berupa teknologi, alat, dan keahlian maunsia didalamnya yang menjadi komoditi usaha. Untuk lebih tahu detail saya yakin bisa didapat lebih melalui om Google atau Wikipedia.
Nah...sekarang berlanjut untuk posisi yang saya jalani yaitu Field Engineer bidang Wireline. Wireline Logging Operations merujuk kepada istilah pekerjaan untuk mengetahui tentang kandungan isi bumi yang terdapat dalam sumur minyak atau gas. Hal ini dilakukan dengan memasukkan peralataan logging ke dalam sumur minyak dengan menggunakan kabel besi/baja. Di dalam tautan besi baja tersebut juga terdapat kabel yang berfungsi sebagai konduktor untuk menghubungkan komunikasi elektrik antara peralatan di dalam sumur dengan perangkat elektronik di permukaan. Untuk mudahnya mari bayangkan anda akan mengambil air di dalam sumur air dengan menggunakan ember yang diikat dengan tali. Maka untuk mendapatkan air anda akan menurunkan ember dengan dan kemudia setelah berada pada kisaran air yang diinginkan anda mengerek ember itu ke atas dengan air didalamnya. Seperti itulah prinsip kerja dasar dari wireline, dimana ember tersebut bisa kita analogikan sebagai peralatan yang mencatat kandungan/karakteristik isi sumur minyak atau gas.
*Foto selfie di tengah job/kerja "perayaan"4 tahun di perusahaan :D
Lantas bagaimana untuk mengetahui apakah sumur tersebut memiliki kandungan minyak yang baik atau tidak? Nah untuk menjawab pertanyaan ini peralatan - peralatan wireline memiliki banyak spesifikasi atau desain yang mampu membaca bermacam karakteristik isi sumur. Dengan bantuan pengolahan data dan interprestasi yang baik maka nanti bisa dihasilkan sebuah rumusan bagaimana kandungan sumur minyak atau gas tersebut. Hal ini tentu masih terdiri berbagai detail untuk mengetahuinya termasuk seperti pemahaman tentang kondisi sumur sekitar, pola batuan, pemahaman target produksi dan lainnya yang bisa berbeda dari satu lapangan minyak ke lapangan yang lain.
Oke menarik kan? (ayo bilang menarik kalau ga tulisan ini ga dilanjut loh hehe). Nah terkesan memang prinsip dasar dari wireline operation ini sederhana, tapi ketika sudah masuk di dalamnya ternyata...wuiihh complicated dan membutuhkan banyak detail perencanaan dan eksekusi. Saya akan coba untuk menjelaskan dalam bahasa yang mudah, walau terkadang susah juga mencari padanan atau analogi yang tepat (bahkan ketika saya ingin menjelaskan ke istri saya yang seorang dokter, susah untuk menjelaskannya karena pada kenyataannya pekerjaan ini complicated dan susahnya operasi wireline ini hanya bisa dirasakan oleh orang - orang yang langsung bekerja sebagai wireline operations).
*btw, jadi saya kasih bocoran kan kalau saya sudah menikah hehe...
Peralatan wireline logging yang saya sebut di atas terdiri dari bermacam - macam spesifikasi yang didesain untuk membaca 1 atau 2 karakteristik utama dari sumur minyak. Beberapa diantaranya dan yang cukup popular seperti Porosity, Density, Resistivity, Sonic, Formation Testing dll (maaf masih saya gunakan pola Bahasa Inggris karena penamaan yang umum di dunia perminyakan). Untuk mendapatkan pengukuran tersebut maka peralatan - peralatan akan disusun sesuai pesanan atau kebutuhan client untuk kemudian dimasukkan ke dalam sumur. Untuk penentuan alat apa saja yang ingin dimasukkan dan bagaimana urutannya itu diperlukan sebuah perencanaan dan diskusi beberapa pihak dengan pembahasan teknikal dan rencana - rencana cadangan di dalamnya.
Ketika sudah ditentukan pengukuran apa saja yang diinginkan dan ditentukan bagaimana rencana dan eksekusinya maka hasil akhir yang didapatkan adalah berupa data logging. data logging ini merupakan output utama yang diinginkan oleh client yang nantinya digunakan untuk menentukan karakteristik dari sumur sehingga bisa dikatakn ekonomis atau tidak ekonomis.Dan yang menarik, sering kali operasi Wireline untuk memasukkan alat - alat logging membutuhkan usaha, waktu, dan pemikiran yang nonstop 24 jam tapi output berupa 3 jenis file yang bisa berukuran kurang dari 5 megabyte yg umumnya beberntuk DLIS, LAS dan PDF.
Dan woalah...ketika output sudah dihasilkan dan di QC data baik, maka proses selanjutnya diserahkan kepada pihak - pihak yang akan mengolahnya. Sementara Wireline Field Enginerr nya bisa istirahat (kondisi baik) atau loncat ke rig/lokasi lain lagi dengan pakaian kotor dan tidak mandi hehehehe
*Foto selfie awal pengalaman di tugaskan di Saudi :D
Comments