Bicara Tentang Pilih Memilih
Berhubung sedang demam pemilu, kampanye sana - sini dan bikin eneg isi jejaring media dan sosial gw mau bahas sedikit ah tentang yg berbau bau politik juga.
Sampai sekarang gw masih belum mempercayai sistem demokrasi yang sekarang diterapkan di Indonesia itu adalah sistem demokrasi yang sesuai dengan bangasa Indonesia. Alasan gw karena sistem demokrasi yang gw tau, punya prinsip semua orang adalah sama. Disini turunannya, 1 orang rakyat punya nilai atau kedudukan yang sama. Entah dia seorang profesor, seorang pejabat tinggi, direktur, petani, tukang sayur, pelajar, dll semua dianggap sama. Terus dengan sangat majemuknya bangsa Indonesia, dari sisi budaya, agama, tingkat ekonomi, pendidikan, dll tentu itu bukan sesuatu yang sama dan bisa dipersamakan, karena toh perbedaan itu bisa jadi berkah ketika memang berjalan beriring. Perbedaan itu kan harusnya dilebur dalam musyawarah mufakat (yah bahasa orang atas ada lobi2 nya lah) dan menurut gw bukan berdasar suara terbanyak (voting). Yah jelas kalau voting, masyarakat paling padat ada di Pulau Jawa, dan terbukti kan sekarang hehe
Nah gw jadi inget bahasan tentang sistem politik begini dengan salah seorang yang berpengaruh dalam hidup gw. Pola demokrasi dengan sistem pemilihan suara terbanyak mungkin tepat ketika diposisikan untuk memilih di tingkat lokal atau partai. Sementara untuk tingkat nasional seperti presiden dan wakil presiden itu bisa melalui musyawarah untuk mufakat dari wakil - wakil kita yang terpilih secara lokal atau daerah. Kenapa masih ada pemilihan suara terbanyak? Karena untuk mencapai kata mufakat itu susah seperti yang gw bilang diatas dengan kemajemukan yang kita punyai. Tapi kalau dari sisi lokal itu bisa maka akan memperkecil kemungkinan pergolakan yang ada.
Btw, tulisan ini terbesit lagi di tengah muaknya gw dengan berbagai kampanye yang menurut gw ga tepat, saling buruk memburukkan, kampanye asal ngomong, dll. Dan gw bahagia ketika yang terpilih nanti bukan hanya sebagai seorang boneka, tapi punya kapabilitas yang kuat untuk jadi figur penggerak Indonesia, walau gw juga yakin 1 orang tanpa tim yang baik itu juga tidak bisa berbuat apa - apa
A.S.H
- Binjai, Sumuatera Utara-
- Ramadhan, entah hari ke berapa -
Comments